LESSON STUDY (SUATU STRATEGI MENINGKATKAN
KEPROFESIONALAN PENDIDIK)
Abstrak
Lesson Study is a model of professional development of educators through collaborative research and learning based on sustainable principles kolegalitas and mutual learning to build a learning community. Implementation can choose and apply various methods / learning strategies appropriate to the situation, conditions, and problems faced by educators. Lesson study activities can be a learning activity from a number of teachers and learning experts includes 3 (three) phases of activities, including planning (planning), implementation (action) learning and observation and reflection (reflection) of the planning and implementation of such learning, in order improve the quality of learning. Lesson study can be organized by groups of teachers or distrtik teachers atu field of study. Teachers can observe in the study of learning and can adopt similar studiying and teachers can attempt to translate kolabaratif goals and standards of education to reality in the classroom.
Keyword : Lesson Study, Strategi, Pembelajaran
A. Pendahuluan
Lesson Study merupakan suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun learning community. Dalam kegiatan lesson study dapat memilih dan menerapkan berbagai metode/strategi pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan permasalahan yang dihadapi pendidik. Lesson study dapat merupakan suatu kegiatan pembelajaran dari sejumlah guru dan pakar pembelajaran yang mencakup 3 (tiga) tahap kegiatan, yaitu perencanaan (planning), implementasi (action) pembelajaran dan observasi serta refleksi (reflection) terhadap perencanaan dan implementasi pembelajaran tersebut, dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.
1. Darimana Lesson Study Berasal?
Lesson study sudah berkembang di Jepang sejak awal tahun 1900an. Melalui kegiatan tersebut guru-guru di Jepang mengkaji pembelajaran melalui perencanaan dan observasi bersama yang bertujuan untuk memotivasi siswa-siswanya aktif belajar mandiri. Lesson Study merupakan terjemahan langsung dari bahasa Jepang jugyokenkyu, yang berasal dari dua kata jugyo yang berarti lesson atau pembelajaran, dan kenkyei yang berarti study atau research atau pengkajian. Dengan demikian lesson study merupakan study atau penelitian atau pengkajian terhadap pembelajaran.
Lesson study dapat diselenggarakan oleh kelompok guru-guru di suatu distrik atau diselenggarakan oleh kelompok guru sebidang, semacam MGMP di Indonesia. Kelompok guru dari beberapa sekolah berkumpul untuk melaksanakan lesson study. Lesson study yang sangat popular di Jepang adalah lesson study yang diselenggarakan oleh suatu sekolah dan dikenal sebagai konaikenshu yang berkembang sejak awal tahun 1960an. Konaikenshu juga dibentuk oleh dua kata yaitu konai yang berarti di sekolah dan kata kenshu yang berarti training. Jadi istilah konaikenshu berarti school-based in-service training atau inservice education within the school atau in-house workshop. Pada tahun 1970an pemerintah Jepang merasakan manfaat dari konaikenshu dan sejak itu pemerintah Jepang mendorong sekolah-sekolah untuk melaksanakan konaikenshu dengan menyediakan dukungan biaya dan insentif bagi sekolah yang melaksanakan konaikenshu. Kebanyakan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Jepang melaksanakan konaikenshu. Walaupun pemerintah Jepang telah menyediakan dukungan biaya bagi sekolah-sekolah untuk melaksanakan konaikenshu tetapi kebanyakan sekolah melaksanakan konaikenshu secara sukareka karena sekolah marasakan manfaatnya. Salah satu situasi pembelajaran dalam rangka lesson study di Jepang diperlihatkan pada gambar.
Alasan mengapa lesson study menjadi popular di Jepang karena lesson study sangat membantu guru-guru. Walaupun lesson study menyita waktu tetapi guru-guru memperoleh manfaat yang sangat besar berupa informasi berharga untuk meningkatkan keterampilan mengajar mereka. Berikut pernyataan tiga guru dan satu kepala sekolah di Jepang. Sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Jepang melaksanakan konaikenshu. Walaupun pemerintah Jepang telah menyediakan dukungan biaya bagi sekolah-sekolah untuk melaksanakan konaikenshu tetapi kebanyakan sekolah melaksanakan konaikenshu secara sukarela karena sekolah marasakan manfaatnya.
Alasan mengapa lesson study menjadi popular di Jepang karena lesson study sangat membantu guru-guru. Walaupun lesson study menyita waktu tetapi guru-guru memperoleh manfaat yang sangat besar berupa informasi berharga untuk meningkatkan keterampilan mengajar mereka. Berikut pernyataan tiga guru dan satu kepala sekolah di Jepang:
______ Saya pikir pengalaman terbaik dari lesson study adalah lesson
study memberi peluang kepada anda untuk merefleksi dan memikirkan kembali
cara mengajar anda.
______Walaupun dalam waktu singkat guru bertemu mendiskusikan pembelajaran secara serius, hal ini merupakan pengalaman yang sangat berharga.
______ Saya pikir pengalaman (melaksanakan lesson study) memberi kita peluang untuk membangun persahabatan yang lebih baik diantara guru. Saya kira persahabatan yang kuat dapat dibangun ketika guru-guru bertemu dan secara sangat serius memikirkan tentang apa yang kita kerjakan, mengajar….. Dengan kata lain lesson study dapat membantu guru-guru mempererat persahabatan, saya kira hal itu sangat untuk semua guru.
Juga proses on-the-job-problem-solving (lesson study) memerlukan keseriusan, intensitas, dan tanggung jawab guru sebagai tenaga professional, sebab sesuatu yang anda lakukan di sekolah selalu mempengaruhi siswa-siswa. Lingkungan kerja, perasaan serius ini merupakan manfaat dari pengembangan keprofessionalan di sekolah.
Mutu kegiatan konaikenshu sangat bervariasi bergantung pada leadership sekolah. Mutu guru untuk membangun, mempererat persahabatan diantara mereka, dan kemauan mereka dalam melaksanakan konaikenshu. Seorang kepala sekolah menjelaskan:
Tentu kita berfikir bahwa melaksanakan konaikenshu adalah penting tetapi saya tidak dapat mengatakan bahwa semua sekolah melaksanakan konaikenshu sangat baik bila saya berpikir tentang mutu training...... Bagaimana anda membuat konaikenshu bermanfaat bergantung pada kondisi leadership dan kebersamaan guru-guru di sekolah.
Tahapan dalam kegiatan Lesson Study
Lesson Study dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu Plan (merencanakan), Do (melaksanakan), dan See (merefleksi) yang berkelanjutan. Dengan kata lain lesson study merupakan suatu cara peningkatan mutu pendidikan yang tak pernah berakhir (continous improvement). Skema kegiatan lesson study diperlihatkan pada Gabar dibawah ini:
1. Tahap perencanaan |
Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah yang ada di kelas yang akan digunakan untuk kegiatan lesson study dan perencanaan alternatif pemecahannya. Identifikasi masalah dalam rangka perencanaan pemecahan masalah tersebut berkaitan dengan pokok bahasan (materi pelajaran) yang relevan dengan kelas dan jadwal pelajaran, karakteristik siswa dan suasana kelas, metode/pendekatan pembelajaran, media, alat peraga, dan evaluasi proses dan hasil belajar.
Dari hasil identifikasi tersebut didiskusikan (dalam kelompok lesson study) tentang pemilihan materi pembelajaran, pemilihan metode dan media yang sesuai dengan karakteristik siswa, serta jenis evaluasi yang akan digunakan. Pada saat diskusi, akan muncul pendapat dan sumbang saran dari para guru dan pakar dalam kelompok tersebut untuk menetapkan pilihan yang akan diterapkan. Pada tahap ini, pakar dapat mengemukakan hal-hal penting/baru yang perlu diketahui dan diterapkan oleh para guru, seperti pendekatan pembelajaran konstruktif, pendekatan pembelajaran yang memandirikan belajar siswa, pembelajaran kontekstual, pengembangan life skill, Realistic Mathematics Education, pemutakhiran materi ajar, atau lainnya yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pemilihan tersebut.
Hal yang penting pula untuk didiskusikan adalah penyusunan lembar observasi, terutama penentuan aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam suatu proses pembelajaran dan indikator-indikatornya, terutama dilihat dari segi tingkah laku siswa. Aspek-aspek proses pembelajaran dan indikator-indikator itu disusun berdasarkan perangkat pembelajaran yang dibuat serta kompetensi dasar yang ditetapkan untuk dimiliki siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.
Dari hasil identifikasi masalah dan diskusi perencanaan pemecahannya, selanjutnya disusun dan dikemas dalam suatu perangkat pembelajaran yang terdiri atas :
1. Rencana Pembelajaran (RP)
2. Petunjuk Pelaksanaan Pembelajaran (Teaching Guide)
3. Lembar Kerja Siswa (LKS)
4. Media atau alat peraga pembelajaran
5. Instrumen penilaian proses dan hasil pembelajaran.
6. Lembar observasi pembelajaran.
Penyusunan perangkat pembelajaran ini dapat dilakukan oleh seorang guru atau beberapa orang guru atas dasar kesepakatan tentang aspek-aspek pembelajaran yang direncanakan sebagai hasil dari diskusi. Hasil penyusunan perangkat pembelajaran tersebut perlu dikonsultasikan dengan dosen atau guru yang dipandang pakar dalam kelompoknya untuk disempurnakan. Perencanaan itu dapat juga diatur sebaliknya, yaitu seorang atau beberapa orang guru yang ditunjuk dalam kelompok mengidentifikasi permasalahan dan membuat perencanaan pemecahannya yang berupa perangkat-perangkat pembelajaran untuk suatu pokok bahasan dalam suatu mata pelajaran yang telah ditetapkan dalam kelompok. Selanjutnya, hasil identifikasi masalah dan perangkat pembelajaran tersebut didiskusikan untuk disempurnakan.
2. Tahap Implementasi dan Observasi
Pada tahap ini seorang guru yang telah ditunjuk (disepakati) oleh kelompoknya, melakukan implementasi rencana pembelajaran (RP) yang telah disusun tersebut, di kelas. Pakar dan guru lain melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan dan perangkat lain yang diperlukan. Para observer ini mencatat hal-hal positif dan negatif dalam proses pembelajaran, terutama dilihat dari segi tingkah laku siswa. Selain itu (jika memungkinkan), dilakukan rekaman video (audio visual) yang mengclose-up kejadian-kejadian khusus (pada guru atau siswa) selama pelaksanaan pembelajaran. Hasil rekaman ini berguna nantinya sebagai bukti autentik kejadian-kejadian yang perlu didiskusikan dalam tahap refleksi atau pada seminar hasil lesson study, di samping itu dapat digunakan sebagai bahan diseminasi kepada khalayak yang lebih luas.
3. Tahap Refleksi
Selesai praktik pembelajaran, segera dilakukan refleksi. Pada tahap refleksi ini, guru yang tampil dan para observer serta pakar mengadakan diskusi tentang pembelajaran yang baru saja dilakukan. Diskusi ini dipimpin oleh Kepala Sekolah, Koordinator kelompok, atau guru yang ditunjuk oleh kelompok. Pertama guru yang melakukan implementasi rencana pembelajaran diberi kesempatan untuk menyatakan kesan-kesannya selama melaksanakan pembelajaran, baik terhadap dirinya maupun terhadap siswa yang dihadapi. Selanjutnya observer (guru lain dan pakar) menyampaikan hasil analisis data observasinya, terutama yang menyangkut kegiatan siswa selama berlangsung pembelajaran yang disertai dengan pemutaran video hasil rekaman pembelajaran. Selanjutnya, guru yang melakukan implementasi tersebut akan memberikan tanggapan balik atas komentar para observer. Hal yang penting pula dalam tahap refleksi ini adalah mempertimbangkan kembali rencana pembelajaran yang telah disusun sebagai dasar untuk perbaikan rencana pembelajaran berikutnya. Apakah rencana pembelajaran tersebut telah sesuai dan dapat meningkatkan performance keaktifan belajar siswa. Jika belum ada kesesuaian, hal-hal apa saja yang belum sesuai, metode pembelajarannya, materi dalam LKS, media atau alat peraga, atau lainnya. Pertimbangan-pertimbangan ini digunakan untuk perbaikan rencana pembelajaran selanjutnya.
Memperhatikan perencanaaan, pelaksanaan dan observasi serta refleksinya, langkah-langkah dalam pelaksanaan lesson study ini ada kemiripan dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), maka setiap kelompok dapat melaksanakannya sebagai PTK, sehingga setiap kelompok lesson study, selain mengadministrasi semua perangkat pembelajaran dan hasil refleksi harus membuat laporan PTK seperti lazimnya penelitian. Bahkan akan sangat baik, jika dilengkapi dengan artikel untuk dimuat dalam jurnal.
B. Penyusunan Perangkat Pembelajaran dalam Kegiatan Lesson Study
Penyelenggaraan proses belajar mengajar (PBM) menuntut guru untuk menguasai isi atau materi bidang studi yang akan diajarkan serta wawasan yang berhubungan dengan materi tersebut. Selain itu guru juga harus memiliki kompetensi pedagogik, sehingga guru dapat memainkan perannya sebagai fasilitator bagi pembelajaran siswanya. Sebagai penyelenggara PBM guru juga harus dapat mengembangkan sikap positif siswa dan dapat merespon ide-ide mereka. Guru harus dapat menerapkan inovasi-inovasi baru dalam pendidikan khususnya inovasi pembelajaran di kelas sebagaimana yang telah direkomendasikan para pakar pendidikan agar dapat memenuhi tuntutan kurikulum.
Melalui lesson study, guru dapat mengamati pelaksanaan pembelajaran yang diteliti (research lesson) dan juga dapat mengadopsi pembelajaran sejenis setelah mengamati respon siswa yang tertarik dan termotivasi untuk belajar dengan cara seperti yang dilaksanakan pada kegiatan lesson study ini. Pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran ini dapat dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap pembelajaran yang diteliti maupun melalui laporan tertulis, video, ataupun forum diskusi untuk berbagi pengalaman dengan kolega. Sehingga dengan adanya lesson study, guru dapat memperbaiki mutu pengajarannya di kelas serta meningkatkan keprofesionalannya.
Melalui lesson study, guru dapat secara kolaboratif berupaya menterjemahkan tujuan dan standar pendidikan ke alam nyata di kelas. Kolaborasi yang dilakukan bertujuan untuk merancang pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa dapat mencapai kompetensi dasar yang diharapkan akan mereka kuasai. Dalam kolaborasi ini, guru-guru yang tergabung dalam kelompok lesson study berupaya merancang suatu skenario pembelajaran yang memperhatikan kompetensi dasar, pengembangan kebiasaan berpikir ilmiah, dan strategi pembelajaran yang digunakan sehingga siswa dapat memperoleh pengetahuan tertentu yang terkait dengan materi yang dibelajarkan. Guru-guru dalam kelompok lesson study juga harus membuat perangkat-perangkat lain yang diperlukan dalam pembelajaran seperti LKS, panduan guru (teaching guide), media pembelajaran, instrumen evaluasi pembelajaran.
C. Sikap yang Diperlukan Sebelum Memulai Kegiatan Lesson study
Memulai kegiatan lesson study di perlukan perubahan dari dalam diri guru sehingga memiliki sikap sebagai berikut:
1. Semangat introspeksi terhadap apa yang sudah dilakukan selama ini dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan mengajukan pertanyaan terhadap diri sendiri dengan pertanyaan seperti:
a. Apakah saya sudah melakukan tugas sebagai guru dengan baik?
b. Apakah pembelajaran yang saya lakukan telah sesuai dengan kompetensi yang diharapkan akan dicapai siswa?
c. Apakah saya telah membuat siswa merasa jenuh dengan pembelajaran saya?
d. Adakah strategi-strategi lain yang lebih baik yang bisa digunakan untuk melaksanakan pembelajaran ini selain strategi yang biasa saya gunakan?
e. Apakah ada alternatif kegiatan belajar lain yang juga cocok untuk pembelajaran ini?
f. Adakah media pembelajaran yang lebih baik yang dapat dipakai untuk pembelajaran ini selain media pembelajaran yang biasa saya gunakan?
g. Mengapa siswa saya tidak termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dari saya?
h. Apakah selama ini saya telah menggunakan instrumen evaluasi yang tepat?
i. Dan lain-lain.
Serangkaian pertanyaan itu yang harus dijawab dengan jujur oleh setiap guru yang ingin terlibat/dilibatkan dalam kegiatan lesson study. Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas tentu akan mendorong guru pada proses pencarian cara untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan PBM-nya selama ini.
2. Keberanian membuka diri untuk dapat menerima saran dari orang lain untuk peningkatan kualitas diri.
3. Keberanian untuk mengakui kesalahan diri sendiri.
4. Keberanian untuk mau mengakui dan memakai ide orang lain yang baik.
5. Keberanian memberikan masukan yang jujur dan penuh penghormatan.
D. Pembuatan Perangkat Pembelajaran
Jika guru yang terlibat dalam kegiatan lesson study sudah memiliki atau menyadari pentingnya sikap-sikap di atas, maka langkah selanjutnya adalah memfokuskan kegiatan lesson study dengan cara menyepakati tema permasalahan dan pembelajaran yang akan diangkat dalam kegiatan. Kemudian kelompok lesson study dapat membuat perencanaan pembelajaran yang akan dilakukan. Perencanaan pembelajaran ini dituangkan dalam bentuk perangkat pembelajaran dan lembar instrumen observasi pengumpulan data PBM.
Penyusunan lembar observasi untuk mengumpulkan data PBM merupakan suatu elemen penting lesson study yang didasarkan pada rencana pembelajaran yang disusun. Lembar observasi ini akan memandu pengamat untuk memperhatikan aspek-aspek khusus yang menjadi fokus kegiatan lesson study. Pengumpulan data dari hasil observasi PBM ini biasanya terkait dengan suasana kelas, ketercapaian tujuan pembelajaran, keterlaksanaan langkah-langkah pembelajaran yang telah direncanakan, hambatan-hambatan yang muncul saat PBM berlangsung, antusiasme siswa, dsb.
Perangkat pembelajaran adalah sejumlah bahan, alat, media, petunjuk dan pedoman yang akan digunakan dalam proses pembelajaran atau digunakan pada tahap tindakan (do) dalam kegiatan lesson study. Karena lesson study adalah kegiatan yang direncanakan, dilakukan dan dinilai bersama oleh kelompok, maka perlu disadari betul bahwa keberhasilan dan kegagalan PBM adalah tanggung jawab bersama semua anggota kelompok. Oleh karena itu tujuan utama penyusunan perangkat pembelajaran adalah agar segala sesuatu yang telah direncanakan bersama dapat tercapai.
Pembelajaran merupakan suatu proses untuk mengembangkan potensi siswa, baik potensi akademik, potensi kepribadian dan potensi sosial ke arah yang lebih baik menuju kedewasaan. Dalam proses ini diperlukan perangkat pembelajaran yang disusun dan dipilih sesuai dengan kompetensi yang akan di kembangkan. Pada dasarnya perangkat pembelajaran lesson study tidak berbeda dengan perangkat pembelajaran yang biasa disiapkan oleh masing-masing guru di sekolah. Namun karena pembelajaran dalam program lesson study dirancang untuk keperluan peningkatan pembelajaran yang inovatif dan melibatkan kelompok guru serta dimungkinkan untuk dijadikan sebagai ajang penelitian tindakan kelas, maka dalam perencanaannya perangkat pembelajaran harus disusun bersama (kelompok guru), secara seksama, sistematis dan terukur.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, pembuatan perangkat pembelajaran dan lembar observasi ini harus dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh peserta program lesson study. Urun pendapat, berbagi pengalaman, dan diskusi dengan dilandasi komitmen untuk melakukan inovasi dan memperbaiki kualitas pembelajaran mutlak diperlukan.
E. Dasar Pemikiran Penyusunan Perangkat Pembelajaran dalam Lesson Study
Beberapa dasar pemikiran yang harus diperhatikan dalam penyusunan suatu perangkat pembelajaran dalam kegiatan lesson study:
1. Kompetensi dasar yang akan di kembangkan
Dalam kurikulum KTSP guru dituntut untuk mempunyai kreativitas lebih dalam merancang pembelajaran, agar kompetensi dasar yang telah ditetapkan dapat tercapai. Ada tiga aspek dalam kompetensi dasar untuk siswa SMP yang harus dicapai, yaitu kompetensi akademik meliputi penguasaan konsep dan metode keilmuan, kompetensi pribadi yang menyangkut perkembangan etika dan moral, serta kompetensi sosial. Ketiga kompetensi ini dikembangkan dalam proses pembelajaran, oleh karena itu harus nampak dalam perangkat pembelajaran, mulai dari rencana pembelajaran sampai evaluasi proses pembelajaran.
2. Karakteristik materi pelajaran atau pokok bahasan
Setiap materi pelajaran mempunyai sifat masing masing. Materi IPA akan berbeda dengan matematika, atau bahasa. Matematika dengan sifat materinya yang abstrak memerlukan perangkat pembelajaran yang mampu membuat lebih kongkrit. Sedangkan materi IPA yang umumnya gejalanya dapat diindera , memerlukan perangkat pembelajaran yang membuat anak mampu mengungkap gejala alam yang ada dan menganalisisnya menjadi suatu pengertian atau konsep yang utuh. Perangkat pembelajaran dalam rangka kongkritisasi persoalan maupun dalam rangka konseptualisasi fakta perlu disusun dengan mempertimbangkan kaidah keilmuan masing-masing agar hasil belajar yang akan diperoleh siswa tidak menyimpang dari kaidah keilmuan yang berlaku.
Dalam rangka lesson study hendaknya guru mampu memilih dan mengorganisasi materi pelajaran dan mengemasnya sebagai bahan ajar sebagai salah satu perangkat pembelajaran. Dalam hal ini guru hendaknya tahu persis esensi dari materi pelajaran tersebut (materi esensial) agar tidak mengalami kesulitan dalam menyusun perangkat pembelajaran.
3. Karakteristik subyek didik
Subyek didik dalam proses pembelajaran pada hakekatnya adalah pribadi yang kompleks yang berbeda antara satu dengan lainnya. Walaupun mereka ada dalam kelas yang sama namun kenyataannya dalam banyak hal mereka berbeda. Variabel subyek didik yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun perangkat pembelajaran adalah: (a) tingkat perkembangan kognitifnya; (b) gaya belajarnya; (c) lingkungan sosial budayanya; (d) keterampilan motoriknya; (e) dan lain-lain. Seringkali perangkat pembelajaran yang dibuat tidak dapat dipergunakan secara optimal karena saat membuatnya, guru mengabaikan karakteristik subyek didik.
Dalam pembelajaran lesson study perubahan perilaku siswa ini menjadi fokus perhatian. Seorang guru model dalam tahap refleksi (see) sesudah pembelajaran akan menguraikan/ menyampaikan tentang semua kondisi yang dia ciptakan untuk membelajarkan siswa, sesuai dengan program pengembangan yang di rencanakan. Hal ini sangat penting karena refleksi para observer tidak di tujukan kepada penampilan guru (subyektif), tetapi lebih tertuju pada cara guru mengelola kegiatan pembelajaran dan aktifitas belajar siswa (obyektif).
4. Pemilihan model pembelajaran
Setiap model pembelajaran yang dipilih dalam perencanaan pembelajaran mencerminkan urutan pembelajaran yang terjadi . Urutan pembelajaran model deduktif misalnya akan berbeda dengan urutan pembelajaran model induktif, model kooperatif, atau model pembelajaran langsung. Demikian juga dengan model- model pembelajaran yang lain. Pilihan model pembelajaran ini akan mewarnai penyusunan perangkat pembelajaran, terutama dalam penyusunan skenario pembelajaran dan penyusunan lembar kegiatan siswa.
Dalam pelaksanaan lesson study penetapan model pembelajaran, terutama yang inovatif diharapkan mampu mengubah paradigma pembelajaran dari pola pembelajaran yang terpusat pada guru menjadi pola pembelajaran yang menekankan pada keterlibatan murid, baik dalam mengekplorasi gejala, memecahkan masalah maupun dalam proses pembangunan konsep, ecara kooperatif di dalam kelompok, maupun secara individu.
5. Karakteristik lingkungan sekitar sekolah
Lingkungan sekolah sebenarnya sangat potensial sebagai sumber belajar. Banyak hal yang dapat dipelajari siswa dari lingkungannya, baik yang terkait dengan matematika, bahasa, IPA maupun mata pelajaran lainnya. Kemampuan anak mengekplorasi lingkungan merupakan bekal penting untuk dapat memecahkan masalah yang timbul di masyarakat, terutama jika kita memilih pendekatan Contextstual Teaching Learning (CTL). Pengembangan kecakapan hidup bagi siswa SMP dapat dimulai dari lingkungan sekolah. Perangkat pembelajaran yang memungkinkan anak belajar di luar kelas mempunyai karakteristik yang agak berbeda dengan perangkat pembelajaran di dalam kelas. Dalam proses pembelajaran di luar kelas siswa lebih leluasa mengekpresikan dirinya, sehingga perangkat evaluasi pembelajaran terutama evaluasi afektif lebih mudah untuk diimplementasikan.
6. Alokasi Waktu
Alokasi waktu yang tersedia untuk kegiatan lesson study juga penting untuk diperhatikan dalam perencanaan yang dituangkan dalam perangkat pembelajaran agar pelaksanaan lesson study benar-benar efektif dan tidak berakibat sebaliknya. Perlu diingat bahwa bagaimanapun juga waktu merupakan salah satu faktor pembatas utama dalam PBM.
F. Perangkat Pembelajaran yang Disusun
Perangkat pembelajaran yang disusun dalam tahap perencanaan (plan) suatu kegiatan lesson study meliputi:
1. Rencana Pembelajaran
Adapun komponen rencana pembelajaran adalah:
1. Standar kompetensi dan kompetensi dasar, dalam hal ini kita harus memilih dari kurikulum.
2. Pokok bahasan, dipilih dari kurikulum.
3. Indikator, disusun sendiri oleh kelompok guru dan dijabarkan dari standar kompetensi.
4. Model Pembelajaran, dipilih sesuai penekanan kompetensi dan materi.
5. Skenario pembelajaran, berisi urutan aktivitas pembelajaran siswa dan mencerminkan pilihan model Pembelajaran.
6. Urutan Metode Pembelajaran, disesuaikan dengan aktivitas siswa dan model pembelajaran.
7. Media pembelajaran, dipilih dan diurutkan sesuai skenario pembelajaran.
8. Instrumen evaluasi meliputi kognitif, afektif dan psikomotorik
2. Lembar Kerja Siswa ( LKS)
Berisi langkah-langkah kegiatan belajar siswa. LKS yang di susun dapat bersifat panduan tertutup yang dapat dikerjakan siswa, sesuai dengan tuntunan yang ada, atau dapat juga LKS yang bersifat semi terbuka. LKS model ini memberi peluang bagi siswa untuk mengembangkan kreativitasnya, walaupun masih ada peranan guru dalam memberikan arahan. LKS dapat juga berupa modul pembelajaran. LKS model apapun yang di susun harus mampu memberikan panduan agar siswa dapat belajar dengan benar, baik dari segi proses keilmuan maupun dalam memperoleh konsep.
3. Teaching Guide (Panduan Guru )
Dalam Lesson study perencanaan dibuat oleh kelompok guru, namun pelaksanaannya tetap di lakukan oleh seorang guru. Agar apa yang di rencanakan sesuai dengan yang dilaksanakan, maka perlu adanya pedoman/petunjuk guru. Panduan guru ini biasanya berisi bagaimana guru harus mengorganisasi siswa, mengunakan LKS, memimpin diskusi sampai bagaimana guru harus mengevaluasi.
4. Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang dipergunakan dalam proses pembelajaran dapat berupa perangkat lunak seperti: lembar transparansi, gambar, CD maupun perangkat keras seperti: OHP, LCD, VCD Player, piranti demonstrasi ataupun piranti ekperimen.
“Lesson study melibatkan banyak orang, dalam kaitannya dengan manajemen waktu dan media pembelajaran, maka guru harus benar- benar melakukan uji waktu sebelum tampil, apalagi jika menggunakan perangkat untuk demonstrasi atau eksperimen.”
5. Instrumen Evaluasi
Instrumen evaluasi meliputi:
a. Evaluasi kognitif untuk melihat daya serap anak terhadap materi yang di pelajari
b. Evaluasi afektif untuk melihat perubahan perilaku, etika, nilai- nilai (value) pada siswa
c. Evaluasi psikomotorik untuk mengetahui keterampilan siswa dalam melakukan pekerjaan.
Instrumen ini disusun baik dalam bentuk instrumen test maupun non test.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayati, S., Listyani. E. & Warsono. 2006. Penyusunan Perangkat Pembelajaran Lesson Study. Makalah disajikan dalam Pelatihan Lesson StudyBagi Guru Berprestasi dan Pengurus MGMP MIPA Seluruh Indonesia , PPPG Kesenian Yogyakarta, tanggal 26 Nopember – 10 Desember.
Richardson, J. 2007. Lesson Study, Teacher Learn How To Improve Instruction. National Staf Depelovment Council. (Online). http://www.nsdc.org di akses 23 Mei 2008).
Saito, E., Harun, I., Kuboki, I. and Tachibana, H. (2006). Indonesian Lesson Study in Practice: Case Study of Indonesian Mathematics and Science Teacher Education Project. Journal of In-service Education. 32 (2): 171-184.
Saito, E., Sumar, H., Harun, I., Ibrohim, Kuboki, I. , and Tachibana, H. (2006). Development of School-Based In-Service Training Under an Indonesian Mathematics and Science Teacher Education Project. Improving School. 9 (1) : 47-59.
Sukirman. 2006. Peningkatan Keprofesionalan Guru Melalui Lesson Study. Makalah disajikan dalam Pelatihan Lesson Study Bagi Guru Berprestasi dan Pengurus MGMP MIPA Seluruh Indonesia , PPPG Kesenian Yogyakarta, tanggal 26 Nopember – 10 Desember 2006.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar